Aku (Sedih, Gundah, Kesal)
Aku sedih. Aku Gundah. Aku kesal. Coretan ini terlahir atas dorongan tiga kata sifat yang kusebutkan di awal tadi. Kucoba merefleksikan hatiku yang dipenuhi rasa-rasa tadi.
Kurasakan, tiga hari terakhir ini hidupku terasa tidak menentu. Sampai aku sendiripun merasa bingung. Kenapa kok bisa begini?
Kurasakan kesedihan dan kegundahan serta ketidakmenentuan diriku ini, setidaknya disebabkan oleh dua faktor; pertama, pikiranku masih mengingat dia yang sedang ‘sedih’ dan tak ‘periang’ lagi dikarenakan ijtihadku (baca: Kasih, Jangan Kau Paksa Aku). Meskipun aku sudah minta maaf, tetap saja hatiku merasa belum puas dan ingin sekali aku segera menyelesaikan ‘masalah’ yang terjadi.
Penyebab kedua, yang tidak kalah penting adalah karena tiga malam berturut-turut aku tidak bangun malam. Aku juga heran kenapa kok bisa kesiangan terus? Berturut-turut lagi. Sampai aku juga lupa, apakah beker Nokiaku tidak berbunyi? atau berbunyi tapi aku matikan, lalu aku tertidur lagi. Aku nggak ingat pastinya gimana. Masak sich hanya karena masalah dia doang bisa menyebabkanku tidak ‘bersujud’. Ah, memalukan sekali. Aku kesaaaaaaaaaaal. Ya Allah, maafkan aku. Aku menyesal tidak sujud di malam-Mu. Aku Nyesaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaall.
Mesti kusembunyikan, kesedihan pada rautku ternyata masih tampak, lebih-lebih ketika aku tidak bangun malam. ‘’ada apa fren? Sudah tiga malam kamu nggak tahajjud”, itulah pertanyaan salah seorang temanku (dia sering bergadang). Pertanyaan temanku ini bukti ketidak berhasilan wajahku dalam menyembunyikan kesedihan yang berada dalam hati. “ah, nggak ada apa-apa. Mungkin aku tidur terlalu malam” jawabku.
Aduh, otakku benar-benar lagi kacau. Aku tidak bisa melanjutkan coretan curhatku ini. Pikiranku lagi menemui jalan buntu. Ku tutup aja dech. Yang jelas aku sekarang lagi sedih, gundah dan kesaaaaaaaaaaaaaaaaalll.
Ya Allah, hanya Engkaulah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan hanya Engakaulah yang mengetahui semua isi hatiku. Hilangkanlah segera semua perasaan yang merundung hatiku kini. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
“Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang”
Di pinggiran kota Tunis
Ulpa® 28 Maret 2006
Kurasakan, tiga hari terakhir ini hidupku terasa tidak menentu. Sampai aku sendiripun merasa bingung. Kenapa kok bisa begini?
Kurasakan kesedihan dan kegundahan serta ketidakmenentuan diriku ini, setidaknya disebabkan oleh dua faktor; pertama, pikiranku masih mengingat dia yang sedang ‘sedih’ dan tak ‘periang’ lagi dikarenakan ijtihadku (baca: Kasih, Jangan Kau Paksa Aku). Meskipun aku sudah minta maaf, tetap saja hatiku merasa belum puas dan ingin sekali aku segera menyelesaikan ‘masalah’ yang terjadi.
Penyebab kedua, yang tidak kalah penting adalah karena tiga malam berturut-turut aku tidak bangun malam. Aku juga heran kenapa kok bisa kesiangan terus? Berturut-turut lagi. Sampai aku juga lupa, apakah beker Nokiaku tidak berbunyi? atau berbunyi tapi aku matikan, lalu aku tertidur lagi. Aku nggak ingat pastinya gimana. Masak sich hanya karena masalah dia doang bisa menyebabkanku tidak ‘bersujud’. Ah, memalukan sekali. Aku kesaaaaaaaaaaal. Ya Allah, maafkan aku. Aku menyesal tidak sujud di malam-Mu. Aku Nyesaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaall.
Mesti kusembunyikan, kesedihan pada rautku ternyata masih tampak, lebih-lebih ketika aku tidak bangun malam. ‘’ada apa fren? Sudah tiga malam kamu nggak tahajjud”, itulah pertanyaan salah seorang temanku (dia sering bergadang). Pertanyaan temanku ini bukti ketidak berhasilan wajahku dalam menyembunyikan kesedihan yang berada dalam hati. “ah, nggak ada apa-apa. Mungkin aku tidur terlalu malam” jawabku.
Aduh, otakku benar-benar lagi kacau. Aku tidak bisa melanjutkan coretan curhatku ini. Pikiranku lagi menemui jalan buntu. Ku tutup aja dech. Yang jelas aku sekarang lagi sedih, gundah dan kesaaaaaaaaaaaaaaaaalll.
Ya Allah, hanya Engkaulah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan hanya Engakaulah yang mengetahui semua isi hatiku. Hilangkanlah segera semua perasaan yang merundung hatiku kini. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
“Hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang”
Di pinggiran kota Tunis
Ulpa® 28 Maret 2006
0 Comments:
Post a Comment
<< Home